SELAMAT DATANG DI PUSTAKA HATI

Saturday, January 24, 2009

Fitri



Surau mengumandangkan takbir keillahian malam ini, keimanan mencucurkan air mata kebahagiaan sekaligus kesedihan, kadang mengoyak jiwa-jiwa ketakwaan, setelah sebulan dipertemukan kini tiba saatnya perpisahan, wahai jiwa-jiwa yang fana bersujudlah. Tundukan kepalamu sejenak wahai pemuja dunia, seperti air di sungai, seperti debu tertiup angin, seperti batu membentuk sebuah istana megah di tengah padang savana, seperti pohon-pohon mencari cahaya kebahagiaan dirimbunnya bangunan-bangunan keserakahan dan ketamakan manusia pencakar dunia.
Aku melihat sesosok bayi terlahir atas nama cinta dan kasih sayang yang sempurna dari rahim seorang ibu, jiwanya telanjang, ruhnya kosong kemudian dibisikanlah ia dengan puji-pujian sang pemuja ketakwaan mengumandangkan adzan kedalam telinga berharap jiwa yang suci ini dalam keadaan beriman dan bertakwa dan sucilah ia.
Beranjak dewasa mulai dipenuhi pikiran-pikiran dan nafsu-nafsu duniawi yang membawanya ia kedalam kesombongan sesaat mengoyak jiwa yang suci dengan dosa-dosa yang terlupakan, wahai jiwa yang sombong kembalilah kepada kesucian layaknya bayi baru lahir sebelum ajal menjemputmu malam ini.
Ramadhan akhir ini memberikan sebuah kenangan yang tak mungkin aku lupakan. Aku mendapatkan kebahagiaan yang tak mungkin aku utarakan, wahai orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan pada Ramadhan ini aku uacapkan semoga kebahagiaan ini akan abadi selamanya.
Raihlah kemenangan layaknya bayi baru lahir kesucian yang ia miliki kebahagiaan yang tak mungkin diukur dengan hitungan dan diduga dengan hipotesa, Allah telah memberikan kebahagiaan kepada kita semua Allah telah menciptakan kehidupan dan segala keajaiban dunia dan tiada seorangpun yang mampu melebihinya, maka bersyukurlah atas nikmat dan kebahagiaan yang Allah berikan tepat di hari yang fitri ini. Sejenak kita lihat disekeliling kita, sejenak kita rasakan di sekeliling kita, sejenak kita dengarkan di sekeliling kita. Mereka menangis bukan mendapatkan kebahagiaan, mereka merintih kesakitan, mereka berteriak lantang, pedulikah kita kepada mereka yang tidak mendapatkan apa yang kita dapatkan baju yang rombeng, perut yang keroncongan dan suara-suara serak keluar dari mulut setelah habis untuk berteriak.
Ya Allah Engkau telah memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada umatmu walaupun kita sering melupakan dan lalai akan perintahMu mengabaikan demi kesenangan sesaat duniawi yang tak akan abadi.
Berikanlah kebahagiaan ini selamanya dan tuntunlah, walaupun beribu-ribu jalan penuh dengan kemacetan hanya satu jalan yang tak pernah macet yaitu jalan kebenaran, jalan atas ridho-Mu ya.. Allah karena Engkaulah penuntun jalan kehidupan yang abadi kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Ramadhan 1428 H.

No comments: