SELAMAT DATANG DI PUSTAKA HATI

Saturday, January 24, 2009

Tulisan Untuk Kekasih

Kekasihku, malam ini aku sangat merindukanmu entah mengapa tiba-tiba aku teringat sebuah kenangan yang pernah kita lewati bersama di suatu tempat dimana kita pernah singgah dihiasi indahnya warna-warni temaram lampu malam itu, semilir angin malam itu mengiringi kesejukan hatimu.
Kekasihku bolehkah malam ini aku mengingatmu kembali masa-masa itu walau kamu tak pernah merasakan semuanya seperti apa yang aku rasakan hingga detik ini, sungguh aku tak berdaya dengan kecantikan wajahmu ketenangan hatimu dan kehalusan tutur katamu, saat itu aku terbuai dan jiwaku melayang mengiringi keindahan cahaya-cahaya dari wajahmu dan wewangian surga dari tubuhmu.
Wahai kekasihku apakah kau sama malam ini mengingatku, barang sejenak saja kau ingat padaku walaupun kau tidak lagi menganggapku seseorang yang istimewa dalam hidupmu, tapi aku sangat yakin dan bahagia apabila sudah mengingatku malam ini dan luangkan waktumu untuk merayuku kembali seperti waktu itu kau merayuku dengan senyum dan halus tutur katamu pagi itu dibawah pohon kebahagiaan disamping surau yang melantunkan nada-nada penyejuk nurani dan keindahan dalam semua kenangan pada saat pertama kali kita bertemu.
Temanilah malam ini wahai kekasihku dan nyanyikan tembang kesunyian dari lirik – lirik ciptaanmu yang indah dan hiburlah hatiku yang dirundung kesedihan dan anginpun ikut bernyanyi menyampaikan kerinduanku padamu sebelum semuanya sirna di telan waktu. Kasihku berikan senyumanmu yang terakhir sebelum Kamu meninggalkan seorang diri tanpa arah dan tujuan tanpa balas kasih sayang untukku aku mohon wahai cinta berikanlah ketulusan Nya padaku sebelum aku meninggalkan selamanya harapan dan keinginan dalam hidupku, aku ikhlas jika semuanya adalah keputusanmu dan maafkan apabila aku berdosa dan telah menyakiti serta mengganggumu yang telah memasuki dalam hatimu tanpa ku ketuk terlebih dahulu yang selama itu kau menutupnya rapat-rapat, tapi aku sangat bahagia walau kau hanya membuka sedikit pintumu dan bercerita tentang seisi hatimu saat itu, dan hujanpun turun membasahi teras hatiku akan ku kenang semua ceritamu kan ku hiasi bunga semerbak wewangian dan kubingkai dari tulang rusukku hingga semuanya punah ditelan waktu kehidupan zaman dunia sampai nafasku menutup liang kehidupan sampai mataku menghalangi harapan dan sampai tubuhku menjadi santapan nikmat binatang-binatang yang kelaparan.
Kekasihku izinkan aku untuk menyentuh jiwamu kan kupeluk erat barang sedetik dan baru aku meninggalkanmu pergi kealam kabadian ditemani jiwa kesunyian dan duduk di bangku keabadian singgasana, kekasihku lihatlah didepanmu seiring sejalan dua jiwa menyatu dalam keabadian cinta kasih sayangnya takkan sirna ditelan badai dan waktu yang merenggutnya dan mereka tetap berpegang erat tangannya pada keyakinan seperti menyatunya keteguhan hati dengan pikirannya dan ciptakan keharmonisan kehidupannya dan menembus jalan-jalan yang penuh liku dan kerikil-kerikil tajam menusuk kakinya walaupun sampai berdarah, menghancurkan tembok-tembok penghalang dan sampailah pada tujuan di akhir perjalan hidupnya dengan senyuman dan keikhlasan hati.
Kekasihku sediakanlah baju keabadianku dan kereta terakhirku dan hiasilah dengan bunga-bunga warna-warni yang harumnya takkan luntur di terjang hujan dan badai, kemudian tempatkanlah aku didalamnya dan permohonanku yang terakhir hanyalah ucapkanlah do’a keselamatan dan lambaian tanganmu disertai senyuman dari bibirmu dan janganlah wajah cantikmu dibasuh air mata kesunyian, doakan perjalananku dan lihatlah tubuhku dari berbagai arah dan maafkan atas kehidupanku.
Kekasihku malam ini aku mulai lelah salam terakhirku untukmu wahai kekasih jiwa dan fikiranku semoga kau tetap ada dalam keabadian jiwamu dan teguh pendirianmu dan tunjukkanlah wajah aslimu bukan wajah cantik yang kebanyakan orang menutupi sifat yang sebenarnya. Saat menutup mataku berarti berakhirlah ungkapan jiwa yang sunyi ini.
Selamat tinggal kekasih jiwa dan fikiranku tetaplah ada dalam keabadian dan tempuhlah cita dan cintamu agar kau bahagia dan raihlah kesenangan yang wajar dan lihatlah disekelilingmu. “Jika pertemuan itu menjadi sesuatu yang menyakitkan jadikanlah perpisahan ini menjadi kebahagiaan, dan rayakanlah keterbelengguan oleh tali-tali kebohongan, kekasihku aku tak bisa menjadi apa yang engkau harapkan tidak bisa menjadi pelindungmu seperti yang engkau ungkapkan saat-saat terakhir kepergianku”. Aku yakin suatu saat ada seseorang yang dapat memberimu kebahagiaan dan menjadi pelindungmu, menyayangimu dengan penuh keikhlasan dan engkaupun begitu kepadanya. Maafkan diriku yang telah mengganggu pikiranmu dan jika kau telah menemukan semuanya aku turut bahagia dan ijinkanlah untuk tetap mengenalmu.
Wahai kekasih keabadian terima kasih engkau telah memberikan sejenak paruh waktumu untuk menjadi sahabat pikiranku. Sekarang aku serahkan kehidupanku engkau ambil karena engkaulah yang memberikan semuanya itu, terimalah sembah sujudku yang terakhir sebelum semuanya sirna ditelan waktu berakhirnya kehidupanku, aku tahu bahwa aku tak pantas tinggal disebuah istana megah yang penuh kebahagiaan tapi aku juga tak kuat tinggal disebuah istana kenistaan yang penuh dengan dosa-dosa dan keserakahan disertai kesombongan.
Tulisan ini aku tulis sebelum kau mengatakan dan sebelum kau mengungkapkan semuanya sore itu, yang engkau pendam selama dalam hidupmu dan engkau mengatakan yang sejujurnya dari titik nadir hatimu, walaupun aku sangat sedih tapi apa yang harus aku lakukan untuk menjadi ikhlas seperti yang engkau inginkan. Biarlah aku menjadi seorang penjaga gudang emas yang diamanatkan kepadaku, aku akan menjaga dengan penuh keikhlasan walaupun aku tak dapat memiliki sedikitpun dari isi gudang itu. Yang aku harapkan emas itu akan memberikan kebahagiaan bukan hanya kepada penjaganya saja namun oarang lain dan alam sekitarnya.
Aku teringat ketika melihat seorang yang tak berdaya terbaring diatas kasur kesengsaraan tubuhnya digerogoti penyakit yang tidak mungkin dapat disembuhkan kembali dengan sabarnya orang itu menahan sakit dan selalu berdo’a atas kesembuhan yang ia harapkan, namun apa daya tetap saja penyakit itu tidak dapat disembuhkannya pada akhirnya iapun berserah diri kepada Illahi tapi bukan menyerah ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada kehendak-Nya, pada akhirnya iapun menutup mata untuk selamanya meninggalkan semua apa yang ia miliki semasa hidupnya karena ia sadar bahwa yang ia miliki selama hidupnya bukanlah keabadian dan itu hanya titipan dan kembalilah kepada sang pemiliknya.
Akhir dari kisah ini adalah akhir dari segala bentuk keajaiban-keajaiban dalam kehidupan dunia, mereka yang melantunkan lagu-lagu kebahagiaan dan memainkan kecapi memecahkan malam sunyi ketika jiwaku mulai meninggalkan semua bentuk kesombongan atas kehidupanku dan yang aku harapkan maafkan atas kehidupanku dan aku sangat bersyukur aku telah diberikan kenikmatan dan kebahagiaan hidup, ya... Allah... Kau telah memberikan jiwaku sebuah kebahagiaan yang tak mungkin mereka dapatkan seperti kebahagiaan yang aku raih saat ini, atas keridhoanMu dari nada ciptaanmu aku mohon maaf aku sering melupakanMu ketika kebahagiaan itu datang.

No comments: