Ada sebuah cerita yang menarik di sebuah Universitas jurusan Fakultas Filsapat suatu pagi dosen filsapat datang dengan gagahnya ia hanya membawa sebuah buku yang biasa ia bawa tiap ia mengajar. Kamudian ia langsung masuk ke dalam kelas tidak seperti biasanya dengan dosen-dosen yang lain setiap mau masuk ke dalam ruangan mengucapkan salam. Tiba-tiba seorang mahasiswa memberikan komando untuk mengucapkan salam, dan serentaklah semua mahasiswa mengucapkan salam, setelah selesai ternyata dosen hanya terdiam saja seolah cuek tak mendengarkan. Salah seorang mahasiswa bertanya kepada temannya “dia muslim atau bukan kok gak dijawab salam kita “ sambil berbisik pada temannya, temannya menjawab “ ia, tapi ia kelihatannya muslim lihat saja penampilannya seperti orang muslim.
Tiba-tiba seorang mahasiswa bertanya kepada dosen itu “pak kok salam kita nggak dijawab.” Dengan senyum yang tenang, saya tidak tahu kalau kamu seorang muslim. Kalau boleh tahu kapan kalian masuk islam “ jawab dosen. Semua mahasiswa terdiam sambil berfikir kenapa dosen bertanya seperti itu. Kemudian dosen bertanya kepada seluruh mahasiswanya “kalian benar mahasiswa jurusan filsapat ? kalo begitu kalian pernah melihat Tuhan ? Mahasiswa semua terdiam, kalo begitu Tuhan tidak ada jawabnya, kalian pernah memegang Tuhan ? semua mahasiswa bengong, kalo begitu Tuhan tidak ada” jawabnya. Tiba-tiba seorang mahasiswa angkat bicara “ teman-teman apakah kalian pernah melihat otak pak dosen ? semua terdiam. Kalian pernah memegang otak pak dosen semua terheran. Kalo begitu Pak dosen gak punya otak” seluruh mahasiswa tertawa.
Cerita diatas mungkin tak perlu ditiru dan tak perlu diamalkan, namun ada makna yang tersimpan di dalam cerita itu bahwa kita tidak mengetahuai hal yang selama ini dianggap sepele, yang menjadi pertanyaan diatas adalah apakah kita berfikir sejak kapan kita memeluk islam ? kalau memang kita mengaku muslim, mungkin saja seandainya jikalau kedua orang tua kita non muslim (red) mungkin kita bukan muslim berarti agama yang selama ini kita anut adalah agama keturunan dari orang tua kita bukan atas dasar hati dan kayakinan serta keimanan kita kepada sesuatu yang kita anggap agung dan mengakui adanya Tuhan, ataukah sekedar numpang saja pada KTP ( Kartu Tanda Penduduk ), agar tidak disebut atheis. Jadi agama kita benar akan kebenaran ataukah betul akan kebetulan
Tulisan ini hanya sekedar supaya kita benar-benar meyakini agama yang kita peluk yaitu muslim dan bukan hanya bisa bilang ALLAH AKBAR !!!…. Pada saat kita melakukan atau mendapat sesuatu yang menimpa kita dan dijadikan sebagai tameng belaka sementara setelah selasai perkara itu lupa dan lupa.
Untuk kawan-kawanku di HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam ) dan untuk organisasi islam lainnya terima kasih dari situlah saya mendapat pertanyaan seperti ini yang membuat saya berfikir ulang tentang keyakinan yang saya anut selama ini. Untuk yang belum mengetahui hal seperti ini semoga tidak menjadi sesuatu yang membawa kita kepada kesesatan ini hanyalah sekedar unutk berfikir ulang dengan hal yang kita anggap sepele dan tidak menyepelekan sesuatu hal. Yakin…. Usaha…. Sampai….
Marilah kita berdiskusi dan mengkaji Apa pendapat saudara tentang tulisan diatas berilah komentar supaya kita semua ada dalam keridhoan-Nya atas keyakinan kita semua agar penulis dan pembaca semoga tidak tersesat pada kesesatan. Amin…
Tiba-tiba seorang mahasiswa bertanya kepada dosen itu “pak kok salam kita nggak dijawab.” Dengan senyum yang tenang, saya tidak tahu kalau kamu seorang muslim. Kalau boleh tahu kapan kalian masuk islam “ jawab dosen. Semua mahasiswa terdiam sambil berfikir kenapa dosen bertanya seperti itu. Kemudian dosen bertanya kepada seluruh mahasiswanya “kalian benar mahasiswa jurusan filsapat ? kalo begitu kalian pernah melihat Tuhan ? Mahasiswa semua terdiam, kalo begitu Tuhan tidak ada jawabnya, kalian pernah memegang Tuhan ? semua mahasiswa bengong, kalo begitu Tuhan tidak ada” jawabnya. Tiba-tiba seorang mahasiswa angkat bicara “ teman-teman apakah kalian pernah melihat otak pak dosen ? semua terdiam. Kalian pernah memegang otak pak dosen semua terheran. Kalo begitu Pak dosen gak punya otak” seluruh mahasiswa tertawa.
Cerita diatas mungkin tak perlu ditiru dan tak perlu diamalkan, namun ada makna yang tersimpan di dalam cerita itu bahwa kita tidak mengetahuai hal yang selama ini dianggap sepele, yang menjadi pertanyaan diatas adalah apakah kita berfikir sejak kapan kita memeluk islam ? kalau memang kita mengaku muslim, mungkin saja seandainya jikalau kedua orang tua kita non muslim (red) mungkin kita bukan muslim berarti agama yang selama ini kita anut adalah agama keturunan dari orang tua kita bukan atas dasar hati dan kayakinan serta keimanan kita kepada sesuatu yang kita anggap agung dan mengakui adanya Tuhan, ataukah sekedar numpang saja pada KTP ( Kartu Tanda Penduduk ), agar tidak disebut atheis. Jadi agama kita benar akan kebenaran ataukah betul akan kebetulan
Tulisan ini hanya sekedar supaya kita benar-benar meyakini agama yang kita peluk yaitu muslim dan bukan hanya bisa bilang ALLAH AKBAR !!!…. Pada saat kita melakukan atau mendapat sesuatu yang menimpa kita dan dijadikan sebagai tameng belaka sementara setelah selasai perkara itu lupa dan lupa.
Untuk kawan-kawanku di HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam ) dan untuk organisasi islam lainnya terima kasih dari situlah saya mendapat pertanyaan seperti ini yang membuat saya berfikir ulang tentang keyakinan yang saya anut selama ini. Untuk yang belum mengetahui hal seperti ini semoga tidak menjadi sesuatu yang membawa kita kepada kesesatan ini hanyalah sekedar unutk berfikir ulang dengan hal yang kita anggap sepele dan tidak menyepelekan sesuatu hal. Yakin…. Usaha…. Sampai….
Marilah kita berdiskusi dan mengkaji Apa pendapat saudara tentang tulisan diatas berilah komentar supaya kita semua ada dalam keridhoan-Nya atas keyakinan kita semua agar penulis dan pembaca semoga tidak tersesat pada kesesatan. Amin…
No comments:
Post a Comment