SELAMAT DATANG DI PUSTAKA HATI

Tuesday, February 17, 2009

Cerita Dari Perempuan

Malam ini hujan membasahi tanah-tanah gersang, membasahi pohon-pohon kekeringan dan bunga-bunga keindahan, air hujan mengiringi kegundahan hati sang hawa, jiwanya sedih ia bercerita tentang kesedihannya malam itu. “ Apakah ada orang yang akan aku ajak bicara malam ini setelah teman-temanku menganggapku perempuan yang berdosa yang penuh dengan kenistaan sehingga dengan mudahnya aku dicampakkan begitu saja, kasih sayang yang telah aku bina bersama dengan seseorang yang aku cintai ternyata berpikiran sama dengan teman-temanku ia menganggapku perempuan nista sebelum ia membuktikan kenyataan itu, sekarang jiwaku sepi hatiku menangis diiringi hujan malam ini, malam inipun sama denganku sedang sedih apakah kita sama-sama sedang sedih, lantas aku mencurahkan kesedihan hatiku kepada siapa selain kepada malam ini yang dingin diiringi hujan dan semilir angin yang masuk kedalam relung-relung tubuhku.”
Malampun semakain larut dan hujanpun makin derasnya mengguyur hati yang sedang sedih, perempuan itu menangis, sudah tidak ada lagi yang dapat mempercayainya selain keyakinan pada dirinya bahwa dirinya tidak bersalah.
Suara binatang malam menemaninya malam ini hanya ia yang ikhlas mendengar semua keluh kesahnya, kemudian ranting pepohonan ikut melantunkan nyanyian kesedihan mereka memainkan suara-suara terbaiknya bak mengikuti sebuah kompetisi paduan suara. Rasa sunyi itu hilang di hempas keramaian diiringi nyanyian-nyaian malam itu, namun hatinya tetap merasa kesedihan yang mendalam.
Kawanku yang malang kau datang kepadaku hanya untuk membawa kabar tentang kesedihan hatimu malam ini, kenapa kau tidak membawa kabar yang baik yang dapat membawaku kealam keindahan malam ini seiring gemericik hujan yang enggan memperdulikan keinginanku malam ini, tapi tak mengapa duduklah kau didipan perenunganku karena disitulah diriku mencurahkan semua isi hatiku sebelum mataku melihat kegelapan dan jiwaku melayang mencari kesejukan dan kebahagiaan saat badanku telentang tak berdaya setelah tenaga terkuras siang tadi.
Perempuan itu bercerita bahwa kasih sayang yang baru saja ia bina dengan seorang lelaki yang di pujanya kandas dengan hitungan hari setelah sama-sama mengucapkan janji setia, namun kenapa lelaki itu meninggalkan dirinya sebegitu mudahnyakah janji setia itu punah karena kesalah pahaman yang telah diperbuat perempuan itu dan apakah lelaki itu dapat membuktikan yang membuat ia tega meninggalkannya.
Kemudian perempuan itu menangis air mata sucinya membasahi wajah cantiknya bibir indahnya bergetar menahan rasa sakit hatinya, tubuhnya lemas tak berdaya. Aku berkata “Wahai kawan baringkan jiwamu dalam ketenangan lepaskan pikiranmu yang membelenggu keindahan dan kesenangan masa lalumu dan pejamkan matamu dalam ketegaran dan keabadian masa depan nikmati jalan kesunyian dan bisikan dalam hatimu do’a-do’a penenang jiwamu dan lapangkan pikiranmu temukan cahaya-cahaya keabadian dan ketenangan dari berbagai arah dan baringkan tubuhmu dan tidurlah agar esok hari kau dapat melihat indahnya keajaiban Illahi sebelum kau melihat cahaya keindahan menyapamu dan mengajakmu kembali untuk dapat menikmati indahnya senyuman masa depan”.
Kemudian perempuan itu tertidur segala penat dan kegundahan hatinya larut di keheningan malam dan berharap ketenangan hati dapat terobati agar esok hari dapat merajut kembali cinta yang hilang diterpa badai kebengisan sang lelaki.
Lagi-lagi aku didatangi perempuan dengan masalah yang sama ia bertengkar dengan sang kekasih namun hubungan perempuan ini sudah lama terjalin bahkan bertahun – tahun dan badai menghantam hubungan pasangan yang sedang di landa dan di buai keindahan-keindahan asmara dunia. Dengan mata merah dan tersedu-sedu perempuan itu masuk kegudang sejuta harapan, impian dan rahasia-rahasia kehidupanku. “Wahai kawanku baru saja seorang perempuan datang kepadaku dan tidur didipan perenunganku dan kau datang lagi membawa kesedihan, apa didunia ini penuh dengan air mata aku melihat air mata tumpah disebuah kota yang membanjiri lautan bukannya lautan itu sudah penuh dengan air mengapa harus ditambah air lagi sementara lautan tak bisa lagi menampung luapan air itu dan terjadilah banjir dan longsor, mengapa wajahmu dibiarkan dikikis kebeningan air matamu, sudahlah hentikan pengurasan kepedihan, simpanlah air matamu kelak kau keluarkan katika kau menemukan kebahagian hidupmu dalam kecupan-kecupan bibir keindahan masa depan, tenangkanlah jiwamu dan biarkan kepedihan mengikis jiwa - jiwamu yang lain dan jiwa yang lain tetap tegar menghadapinya. Dengan ketenangan hati dan pikiranmu maka akan ditemukan sebuah keajaiban pikiran dan bertindak positif.”
Wahai para lelaki apakah kau merasakan kepedihan seorang ibu yang telah melahirkan kamu dengan penuh kasih sayang yang tak sanggup terbalaskan, ibumu yang halus perasaannya menandakan seorang perempuan yang harus kau pelihara dan jaga perasaannya jangan sampai kau lukai, begitu pula kekasihmu yang menjadi pasangan hidupmu yang telah memberikan cinta sucinya dengan ikhlas tinggal kau pelihara cinta-cinta itu supaya kamu mendapat ketenangan dan kesejukan hatimu serta merasa tentram hidup di sampingnya dan dengarkan suara-suara keindahan dari lubuk hatinya yang mendamaikan jiwamu. Apabila kau merusaknya dan menyia-nyiakannya berarti kau menghancurkan dunia yang penuh kedamaian dan kasih sayang dan hancurlah semua pundi-pundi keindahan dalam jiwamu.
Perempuan adalah kehidupan yang menciptakan dunia ini menjadi indah, perempuan adalah sebagai penopang-penopang atap kebahagiaan yang melindungi dari kebejadan-kebejadan dan keserakahan dunia dan apabila kau hancurkan itu maka hancurlah bangsamu.
Ada lagi seorang perempuan datang ia bercerita apa yang mesti aku lakukan ketika seseorang menyatakan cintanya padaku namun aku belum siap untuk menjalin kasih, saat ini aku bingung apakah aku ini egois apakah aku seorang yang idealis atau seorang yang perfectionis ataukah aku seorang yang selektif apa yang aku inginkan mesti aku wujudkan, apakah aku termasuk orang membohongi perasaanku sendiri atau Allah telah menakdirkan diriku seperti ini. Banyak alasan yang aku perbuat untuk dapat mewujudkan keinginanku aku memang pernah merasakan itu semua, aku pernah dikecewakan dan aku pernah merasa benci kepada seorang laki-laki..............

No comments: